Dalam uraian ini saya sampaikan bahwa apapun yang menyebabkan pemikiran seseorang akan lebih sederhana tentang segala hal yang berhubungan dengan imajinasi kehidupan.

Jumat, 11 September 2009

Perang bali(1846-1849)





Perang bali disebut juga perang jagaraga,karena pusat pertahanan pasukan bali berada di Jagaraga.Perang ini di sebabkan adanya hal-hal berikut ini.

1belanda menolak adanya hukum tawan karang yaitu hak dari raja-raja Bali untuk merampas semua perahu asing yang terdampar di wilayah kerajaannya.

2.Kerajaan Bali tidak mau memenuhi tuntutan Belanda untuk menghapuskan Hukum Tawan Karang.

3.Belanda menuntut agar kerajaan-kerajaan Bali mengakui kekuasaan pemerintgah Hindia Belanda.

4.Belanda minta agar kerajaan Bali melindungi perdagangannya

5.Kerajaan-kerajaan Bali menolak untuk tunduk pada pemerintah Hindia Belanda

Segala permintaan Belanda ditolah oleh kerajaan Bali.Akibatnya,pada tanggal 24 juni 1846 Belanda menyampaikan ultimatum kepada raja Buleleng.Dalam waktu 3 * 24jam,raja Buleleng harus mengakui kekuasaan dan melindungi perdagangan Belanda.Ultimatum itu tidak dihiraukan oleh kerajaan Buleleng,Klungkung,Badung,maupun Karang Asem.Oleh karena itu,pada tgl 27 juni 1846 Belanda mendatangkan pasukan dan mendarat di pantai kerajaan Buleleng.Kekuatan pasukan terdiri dari 1700 orang.Sementara itu,prajurit-prajurit Bali telah bersiap-siap untuk menyambut serangan Belanda.

Oleh karena persenjataan rakya Bali sangat sederhana,akhirnya Belanda berhasil merebut benteng dan menduduki Istana Buleleng.Raja Buleleng dan Patih Jelantik mundur ke Benteng Jagaraga.Mereka mengadakan perjanjian perdamaian dengan Belanda diikuti oleh Raja KarangAsem.

Raja-raja Bali mengdakan perjanjian ini sebenarnya untuk mengatur siasat guna mempersiapkan pasukan yang lebih besar dan kuat.Ketika pasukan Belanda ditarik kebali ke Jawa,perlawanan muncul kembali di Buleleng,KarangAsem,Badung dan Mengwi.Mereka menyerbu pos-pos Belanda dan merebut senjata mereka.

Pada bulan maret 1848,Belanda mengirimkan kembali pasukan yang kedua di bawah pimpinan Mayor Jenderal Van der Wijk.Belanda menuntut agar raja-raja Bali menyerahkan serdadu Belanda dan para tahanan yang melarikan diri.Di samping itu,Belanda minta agar raja Bali mengirim utusan untuk minta maaf.Belanda juga menuntut agar Gusti Ketut Jelantik menyerah.Tentu saja tuntutan ini ditolak oleh raja-raj Bali.Merasa tuntutan di abaikan,terjadilah pertempuran yang hebat.Dalam pertempuran dengan kekuatan kurang lebih 2300 tentara.Belanda berhasil mendesak pasukan Bali sehingga pasukan Bali mundur ke benteng Jagaraga.Pasukan Bali memusatkan pertahanannya di benteng ini.Di Jagaraga ini tentara Bali berhasil menahan serangan tentara Belanda,bahkan tentara Belanda mundur kembali ke pantai.

Pada tahun 1849 ekspedisi yang ketiga dikirinkan kembali dengan kekuatan 5000 pasukan,baik dari darat maupun laut.Tentara ini kembali mendarat di Buleleng.Dari Buleleng kemudian menuju Singaraja untuk mengadakan perundingan-perundingan dengan kerajaan Buleleng atau karangasem.Perundingan selalu mengalami kegagalan,karena Belanda selalu menuntut agar Bali tunduk pada Belanda.Akibatnya,pertempuran meletus kembali dengan diserbunya Benteng Jagaraga oleh Belanda.Tentara Bali berusaha untuk mempertahankan Benteng Jagaraga dengan mengobarkan semangat perang Puputan,yaitu perang habis-habisan sampai semua pasukan gugur.Akhirnya,pasukan Belanda di bawah pimpinan Jenderal Michaels berhasi merebut benteng Jagaraga.
Setelah itu perlawanan sebenarnya masih tetap berlangsung,tetapi sudah tidak begitu berarti bagi Belanda.Sejak tahun 1849,kerajaan-kerajaan Bali menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Hindia Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar